Inilah Perpustakaan Semolowaru, Perpustakaan Terbaik di Jawa Timur 2016!
Inilah Perpustakaan Semolowaru, Perpustakaan Terbaik di Jawa Timur 2016!
Dunia Perpustakaan | Untuk bisa lebih baik dalam mengelola perpustakaan, seringkali memang dibutuhkan sebuah perpustakaan yang mampu menginspirasi dalam mengelola sebuah perpustakaan yang baik.
Salah satu perpustakaan yang cukup bisa menginspirasi para pengelola perpustakaan khususnya di wilayah Jawa Timur yaitu Perpustakaan Semolowaru, yaitu sebuah perpustakaan Terbaik di Jawa Timur 2016.
Perpustakaan Semolowaru menjadi contoh bagaimana minat baca itu harus terus dipupuk. Dari sebelumnya hanya disambangi lima pengunjung dalam sehari, perpustakaan tersebut kini berkembang dengan beragam inovasi. Salah satunya memiliki koleksi e-Book.
Berikut ini cerita selengkapnya terkait dengan keberadaan Perpustakaan Semolowaru, Perpustakaan Terbaik Jatim 2016 dikutip dari jawapos.com [13/6/2016].
Rista R. Cahayaningrum
Siang yang terik membuat si kancil ingin sekali memakan mentimun. Sayangnya, kebun mentimun milik pak tani berada di seberang sungai. Padahal, kancil tidak bisa berenang.
Kancil lantas memanggil sekawanan buaya. Dengan kecerdikannya, kancil meminta buaya untuk berbaris. Kancil mengatakan, hal itu harus dilakukan jika buaya ingin mendapatkan daging segar.
Saat semua telah berbaris, kancil lantas melompati punggung buaya. Ia pun bisa menyeberang sungai dan sampai di kebun mentimun.
Itulah cuplikan adegan puppet show yang dibawakan Cecilia Azzahra Saraswati di Perpustakaan Semolowaru, Sukolilo, Rabu (8/6).
[caption id="attachment_1021" align="aligncenter" width="743"] sumber gambar: 4.bp.blogspot.com[/caption]
’’Di Perpustakaan Semolowaru, pengunjung boleh melakukan apa saja. Mau membaca, mendongeng, bahkan mengerjakan tugas,’’ kata Nada Fitria, petugas Perpustakaan Semolowaru.
Menurut dia, puppet show dan mendongeng sebagaimana yang dilakukan Cecilia merupakan salah satu upaya meningkatkan semangat membaca warga Surabaya, khususnya anak-anak usia sekolah.
Geliat literasi kini memang begitu terasa di Perpustakaan Semolowaru. Dalam sehari, tidak kurang ada 50 pengunjung. Mayoritas adalah anak-anak sekolah dan ibu-ibu.
Namun, kondisinya berbeda saat awal-awal berdirinya perpustakaan tersebut pada 2012. Pendiri perpustakaan itu adalah Karang Taruna Kelurahan Semolowaru.
Dulu, kondisi Perpustakaan Semolowaru memprihatinkan. Koleksi bukunya minim. Jumlah pengunjung perpustakaan di kantor Kelurahan Semolowaru pun bisa dihitung dengan jari.
Kurang dari lima orang dalam sehari. Lambat laun Perpustakaan Semolowaru mulai berkembang. Koleksi bukunya terus bertambah.
Pengelola perpustakaan juga menggandeng Karang Taruna Kelurahan Semolowaru untuk mengembangkan perpustakaan tersebut.
Nada menuturkan, banyak yang telah dilakukan Karang Taruna Kelurahan Semolowaru untuk mengembangkan perpustakaan.
Misalnya, tim kreatif karang taruna membantu mendekorasi perpustakaan. Ruang perpustakaan berukuran 6 x 7 meter dibagi menjadi dua ruangan. Mereka menyekatnya dengan tripleks.
Ruang pertama berisi tiga rak buku, komputer, puppet show, dan beberapa alat permainan. Ya, ruangan tersebut memang berfungsi sebagai ruang baca anak.
Sementara itu, ruangan kedua hanya berisi dua rak buku besar serta meja dan kursi baca. ’’Yang ruang kedua memang didesain sebagai ruang baca dewasa,’’ jelas perempuan kelahiran 29 April 1991 tersebut.
Selain itu, Perpustakaan Semolowaru merupakan salah satu perpustakaan yang telah memiliki koleksi buku digital. Mereka menyebutnya e-Book.
Nada mengatakan, e-Book di Perpustakaan Semolowaru dibuat pada 2015. Kini ada 200 judul buku yang dapat diakses melalui e-Book.
Nada menjelaskan, cara penggunaan e-Book sangat mudah. Seluruh warga bisa mengakses e-Book.
Syaratnya, mereka harus memiliki ponsel dengan sistem operasi berbasis android yang bisa melakukan scanning barcode.
’’Barcode kami tempel di balai RW dan tempat-tempat umum di Kelurahan Semolowaru,’’ ujar alumnus Fakultas Teknik Industri Universitas W.R. Supratman itu.
Beragam inovasi tersebut telah mengantar Perpustakaan Semolowaru meraih banyak prestasi. Pada 2012 Perpustakaan Semolowaru berhasil menjadi perpustakaan terbaik Surabaya.
Setahun kemudian, perpustakaan itu juga meraih peringkat satu perpustakaan provinsi. ’’Tapi, yang untuk tingkat nasional gagal,’’ kata Nada.
Nah, pada 22 Mei lalu Perpustakaan Semolowaru kembali mengikuti lomba perpustakaan terbaik Jatim. Hasilnya, perpustakaan tersebut berhasil meraih peringkat pertama.
Penghargaannya diberikan awal Juni lalu. Kini, lanjut Nada, Perpustakaan Semolowaru mengajukan mengikuti kompetisi perpustakaan terbaik nasional.
’’Penilaian masih berlangsung. Mudah-mudahan menang,’’ ucapnya.