Header Ads

Tulisan Terkini

Perpustakaan Harus Perhatikan Kualitas Layanan

Perpustakaan Harus Perhatikan Kualitas Layanan.


Dunia Perpustakaan | Era digital atau internet bagi saya sebuah peluang dan juga tantangan. Peluang itu adalah bagaimana dengan era teknologi itu kita bisa memperkenalkan perpustakaan kita kepada publik.

Sedangkan tantangan tentu bahwa publik akan beranggapan bahwa tidak perlu lagi ke perpustakaan.

Tantangan ini cukup serius dan sudah dialami oleh pengelola perpustakaan. Tapi dengan kondisi itu, saya kira perpustakaan khusunya pustakawan berani mengampanyekan kepada pemustaka (pembaca) bahwa tidak semua informasi oleh google akurat dan belum tentu dapat dipertanggungjawabkan.

Memang kami di Perpustakaan Unwira Kupang ini terus membenahi manajemen layanan. Kami tidak berlebihan, tapi berbangga bahwa perpustakaan kami mendapat Akreditas B. Selain itu, apabila ada kunjungan dari Perpustakaan Nasional, maka salah satu perpustakaan yang dikunjungi adalah perpustakaan kami.

Pada sisi ini, tantangan kami menghadapi era digital terus kami tempuh. Bukan saja kami di Unwira, tetapi semua perpustakaan yang ada di NTT.


Menghadapi era digital, perpustakaan harus bekerja sama dengan pihak pengelola teknologi informasi (TI) demi peningkatan layanan di perpustakaan.

Saya contohkan, kami di Perpustakaan Unwira sekitar tahun 2014 kerja sama dengan tim TI Unwira untuk memberi pelatihan Otomasi Perpustakaan di Universitas Timor dan tahun 2015 di Maumere.

Bagi perpustakaan sendiri untuk menghadapi era digital ini harus mengutamakan pemustaka atau pembaca dalam pelayanan. Perpustakaan ada falsafah dirumuskan seorang pustakawan India bahwa setiap pembaca ada buku dan setiap buku ada pembaca.

Artinya, ketika ada koleksi buku kita harus berusaha agar ada pembaca dan pembaca itu adalah orang yang super sibuk. Ini sebagai hal yang perlu diperhatikan perpustakaan.

Dari tiga hal itu perpustakaan harus tahu bahwa pembaca adalah orang sibuk sehingga perlu kesiapan perpustakaan dalam pelayanan kepada pengunjung yang super sibuk. Falsafah ketiga yang perlu diperhatikan, yakni pelayanan efektif bagi pengunjung yang sibuk.

Pembaca ini harus dilayani secara cepat dan tepat dalam mendapat referensi yang dicari. Dalam perpustakaan juga tidak kalah penting soal suasana yang kondusif dan nyaman.

Semua itu, perpustakaan harus memperlihatkan pelayanan prima mulai saat pengunjung berada di pintu perpustakaan. Perpustakaan juga harus terapkan sistem terbuka dalam pelayanan, meski ada konsekuensi seperti buku yang rawan rusak.

Perpustakaan harus memperhatikan kualitas layanan, memiliki keunggulan dan koleksi buku. Kalau ini dipenuhi melalui manajemen, maka saya yakin perpustakaan tetap eksis.

(tribunnews.com)