Header Ads

Tulisan Terkini

Komisi X DPR: Perpustakaan Kita Masih Tertinggal Jauh

Komisi X DPR: Perpustakaan Kita Masih Tertinggal Jauh.


Dunia Perpustakaan | Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Hanura, Dadang Rusdiana mengatakan banyak negara-negara maju menempatkan perpustakaan sebagai jantung peradaban, dimana perpustakaan menjadi basis peneliti sebagai pusat aktifitas seluruh ilmuwan sekaligus menjadi tempat yang menarik bagi masyarakat untuk menimba ilmu untuk berdiskusi dalam mendalami sebuah masalah.

Hal itu disampaikan Dadang Rusdiana kepada Parlementaria, usai meninjau fasilitas sarana prasarana Perpustakaan SMA Muhammadiyah I Yogjakarta, dalam rangka Kunjungan kerja spesifik Komisi X DPR ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat [0 8/16].

“ Jadi saya kira ini adalah pekerjaan rumah penting bagi perpustakaan, bagaimana menjadikan perpustakaan ini sebagai pusat ilmu dan kemudian mampu mendongkrak Indonesia yang selama ini dalam bidang literasi, kita masih tertinggal jauh dari negara-negara lain,” ujarnya.

DPR sendiri, kata Dadang Rusdiana dalam setiap Rapat Dengar Pendapat (RDP) terus mendorong bagaimana anggaran perpustakaan terus dinaikkan secara bertahap tiap tahunnya.

Dikutip dari edukasi.inikata.com, [29/08/16]. “ Jadi ketika kita memberikan anggaran dari DPR khususnya dari Komisi X DPR, kita tentunya melihat ini sebagai sebuah keseriusan sebagai peta jalan untuk membangun perpustakaan sebagai pusat peradaban dan pusat kebudayaan. Namun pemerintah juga harus jelas konsepnya,” katanya.

Untuk mendorong majunya perpustakaan nasional, setidaknya ada dua yang harus menjadi perhatian serius, yakni sarana prasarana dan ketersediaan sumber daya manusia perpustakaan itu sendiri. Menurut Dadang, ketika berbicara sumber daya manusia perpustakaan, tentunya diperlukan peningkatan kompetensi serta pengakuan atas kompetensi itu dalam bentuk sertifikasi.

Dadang melihat di seluruh Indonesia sedikit sekali perpustakaan-perpustakaan terkemuka di daerah maupun di sekolah yang dikelola oleh pustakawan yang benar-benar mendapatkan apresiasi dari pemerintah.

“ Nah ini adalah sebuah kekeliruan, kita menganggap perpustakaan itu sebagai pelengkap dari sebuah penyelenggaraan persekolahan padahal perpustakaan itu adalah pusat sumber belajar,” jelasnya.

Politisi Partai Hanura itu justru melihat pengelolaan perpustakaan yang di sekolah swasta malah dikelola secara profesional.

“ Makanya kemudian bagaimana kita lihat disini yang baik itu sekolah-sekolah swasta yang swadayanya dan semangat kemandiriannya tinggi. Tapi kemudian sekolah-sekolah negeri masih tertinggal jauh dibandingkam dengan sekolah swasta,” katanya.

Agenda kunjungan kerja spesifik Komisi X DPR ke Provinsi DIY, selain melakukan peninjauan ke sekolah SMA Muhammadiyah I Provinsi DIY, juga melakukan pertemuan dengan Pemprov DIY, pustakawan Badan Perpustakaan Kabupaten Gunung Kidul, Komunitas Baca Provinsi DIY.

Pemerhati Perpustakaan dan Minat Baca Provinsi DIY dan tokoh-tokoh masyarakat di bidang perpustakaan. Komisi X DPR juga melakukan peninjauan lapangan bidang perpustakaan daerah di Desa Hargo Mulyo, Kulon Progo, Provinsi DIY.

Adapun rombongan Komisi X DPR yang ikut dalam kunjungan kerja spesifik ke Provinsi DIY, antara lain; Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra (F-Partai Gerindra), My Esti Wijayati (F-PDIP), Sofyan Tan (F-PDIP), SB Wiryanti Sukamdani (F-PDIP), HA Mujib Rohmat (F-Partai Golkar), H Noor Achmad (F-Partai Golkar), HM Ridwan Hisjam (F-Partai Golkar), Jamal Mirdad (F-Partai Gerindra), H Nuroji (F-Partai Gerindra), Rinto Subekti (F-Partai Demokrat), Jefirston R Riwu Kore (F-Partai Demokrat), Laila Istiana DS (F-PAN), Yayuk Basuki (F-PAN), KH Surahman Hidayat (F-PKS), Mustafa Kamal (F-PKS), Dony Ahmad Munir (F-PPP), Yayuk Sri Rahayuningsih (F-Partai Nasdem).