Sidoarjo Canangkan Gerakan Literasi Kepada 1000 Sekolah
Sidoarjo Canangkan Gerakan Literasi Kepada 1000 Sekolah.
Dunia Perpustakaan | Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo bersama-sama dengan Jawa Pos, USAID PRIORITAS, dan Penerbit Buku Erlangga mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah ke 1000 Sekolah di Sidoarjo.
Kegiatan yang bertajuk Sidoarjo Gemar Membaca dan Menulis berlangsung hari Senin [8/16] dihadiri Bupati Siaful Ilah didampingi Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan, dan Ketua Komisi D dari DPRD Sidoarjo Ustman.
Saiful Ilah dalam samnutannya menyatakan komitmennya akan menjadikan Sidoarjo sebagai Kabupaten Literasi. Salah satunya, kata Saiful, bersama dengan dinas terkait dan DPRD akan segera merumuskan kebijakan-kebijakan yang mendukung literasi berupa peraturan bupati, menyusun tim literasi kabupaten, dan mewujudkan gerakan literasi di masyarakat dan satuan Pendidikan dari mulai sekolah dasar hingga tingkat atas.
Dikutip dari siagaindonesia.com, [08/08/16]. “Sidoarjo yang masuk menjadi 20 kabupaten literasi percontohan nasional menargetkan di tahun 2016 ini dapat menjadi kabupaten literasi tidak hanya di lingkup sekolah saja, namun juga di lingkup masyarakat.
Untuk itu kami akan mendukung gerakan literasi dengan tersedianya bahan-bahan bacaan yang mendukung gerakan literasi seperti buku, Koran, dan Majalah di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau oleh masyarakat Sidoarjo,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Pemkab Sidoarjo bersama dengan USAID PRIORITAS memberikan penghargaan kepada 11 sekolah yang telah menerapkan gerakan literasi di sekolahnya.
Sekolah yang mendapat pengahargaan, SDN Sedatigede 2, SD Hangtuah X Juanda, MINU Ngingas Waru, SMPN 3 Sidoarjo, SMPN 2 Sedati, MTs Nurul Huda Sedati, SMAN 1 Waru, SMKN 1 Sidoarjo, SMK NU Sidoarjo, MAN Sidoarjo, dan SMA Muhammadiyah Sidoarjo.
Kepala SDN Sedatigede 2 Sedati Sidoarjo Sumiati mengungkapkan, literasi di sekolahnya sudah dilaksanakan sejak 2005 lalu. Setiap kelas, lanjut Sumiati, telah memiliki sudut baca kelas. Penerapan jam khusus membaca senyap selama 15 menit juga telah dilaksanakan sejak 2 tahun lalu. Dampak yang paling terlihat menurutnya, adalah kebutuhan akan buku bacaan semakin meningkat.
“Untuk mengantisipasi kebutuhan buku bacaan yang semakin tinggi, kami menggandeng Perpustakaan Daerah Kabupaten Sidoarjo dimana setiap bulan Perpusda rutin meminjami 150 judul buku kepada sekolah kami. Selain itu mobil pustaka juga melakukan kunjungan rutin ke sekolah kami setiap 2 minggu sekali,” terangnya.
Pangesti Wiedarti Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud mengungkapkan, komitmen pemerintah daerah untuk mendukung terbentuknya kabupaten literasi sangatlah besar. Untuk itu dia berharap Sidoarjo yang sudah menjadi percontohan kabupaten literasi memperkuat komitmen dengan adanya landasan hukum peraturan bupati atau perda.
“Pelaksanaan membaca senyap selama 15 menit diharapkan dilakukan oleh seluruh satuan Pendidikan di Sidoarjo. Selain itu kedepan tempat-tempat umum seperti bandara, terminal, stasiun, hingga taman kota memiliki sudut baca yang nyaman sehingga masyarakat di Sidoarjo semakin senang membaca buku,” terangnya.
Gerakan Literasi Sekolah dikembangkan berdasarkan dikeluarkannya Permendikbud No 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dimana salah satu sikap penumbuhan budi pekerti adalah dengan gemar membaca buku.
Dalam kegiatan ini sekolah diharapkan menarapkan gerakan literasi dengan mewajibkan siswa membaca buku selama 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Dalam kesempatan ini, USAID PRIORITAS juga membagikan 70 ribu lebih Buku Bacaan Berjenjang kepada 130 sekolah se-Kabupaten Sidoarjo.