Header Ads

Tulisan Terkini

Kisah Perjuangan Ridwan Sururi dan Kuda Pustaka di Lereng Gunung Slamet

Kisah Perjuangan Ridwan Sururi dan Kuda Pustaka di Lereng Gunung Slamet.


Dunia Perpustakaan | Jika saja Alex Johnson yang dikenal sebagai seorang wartawan senior, sekaligus penulis buku “Improbable Libraries: A Visual Journey to the World’s Most Unusual Libraries”, sempat datang ke Indonesia untuk meliput Kuda Pustaka milik  Ridwan Sururi  sebelum buku tersebut ditulis, mungkin Kuda Pustaka bisa dimasukan kedalam daftar 8 Perpustakaan Terunik di Dunia versi dirinya.

Karena sebagaimana pada tulisan sebelumnya, salah satu perpustakaan terunik di dunia, menurut wartawan senior tersebut adalah Perpustakaan Keliling dengan menggunakan Unta di Gurun Gobi Mongolia yang dilakukan oleh Jambyn Dashdondog.

Atau jika versi ebookfriendly.com yang beberapa saat lalu mempublikasikan terkait dengan 10 Perpustakaan Keliling terunik di dunia, Kisah Kuda Pustaka ini hampir mengingatkan kita tentang sosok dari Kolombia bernama Luis Soriano.

Bedanya jika Luis Soriano menggunakan keledai untuk mendistribusikan buku-buku ke desa-desa terpencil di Magdalena, Kolombia. Ridwan Sururi ini menggunakan Kuda sebagai teman setianya dalam mengenalkan budaya baca di sekitarnya di lereng Gunung Slamet.

Melihat inovasi dari berbagai cara yang dilakukan oleh Jambyn Dashdondog dengan Perpustakaan Keliling Untanya. Atau Melihat Inovasi yang dilakukan oleh Luis Soriano yang menggunakan keledai untuk mendistribusikan buku-buku ke desa-desa terpencil di Magdalena, Kolombia.

Kemudian dari Indonesia sendiri ada sosok Ridwan Sururi yang mengenalkan budaya baca dengan menggunakan kuda.

Kondisi ini membuktikan bahwa terkadang mereka yang memiliki inovasi tidak selalu harus identik dengan anak muda. Demikian juga terkait dalam membuat inovasi dalam mengenalkan budaya baca di lingkungan sekitarnya.

Kisah dan perjuangan dari seorang pria bernama Ridwan Sururi dari Desa Serang, Purbalingga, Jawa Tengah ini, tentunya cukup menginspirasi pegiat literasi maupun para pustakawan dan mahasiswa ilmu perpustakaan di Indonesia, untuk melakukan hal yang sama terkait dengan mendekatkan dan mengenalkan budaya baca dengan cara yang berbeda dari yang biasanya.

Jika selama ini program-program pengenalan budaya baca identik dengan mobil perpustakaan keliling atau menggunakan motor, apa yang dilakukan oleh Pria berusia 42 tahun ini ternyata memilih kuda sebagai alat transportasinya.

Untuk mengetahui aktivitas luar biasa dari Ridwan Sururi tersebut, berikut tim dari BBC Indonesia [6/5/15] sudah membuat liputan khusus terkait dengan aktivitas Ridwan Sururi mengenalkan budaya baca melalui Kuda Pustaka.

Ridwan Sururi, pria berusia 42 tahun ini merupakan seorang perawat kuda dari Desa Serang, Purbalingga, Jawa Tengah. Dengan menggunakan jasa seekor kuda yang diberi nama Luna, Ridwan Sururi menciptakan perpustakaan keliling dengan nama “Kuda Pustaka” pada awal Januari 2015.

Pada awalnya Ridwan Sururi mendapatkan buku-buku dari sumbangan temannya, Nirwan Arsuka, dan para donatur yang lain. Buku-buku tersebut kemudian oleh Ridwan Sururi dikumpulkan untuk kemudian ditawarkan kepada siswa di sekolah-sekolah terdekat rumahnya di setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis.

Kepada BBC Indonesia, Ridwan Sururi mengatakan jika dirinya tidak mencari uang dari perpustakaan keliling Kuda Pustaka tersebut karena dia “mencari kepuasan batin dari hobi.”

“Saya senang sekali dengan kuda. Biar hobi saya bisa dinikmati dan bermanfaat untuk lingkungan sekitar,” katanya.

Berikut keseharian Ridwan Sururi berkeliling dengan kuda Luna:

Ridwan Sururi dan Kuda Pustaka Ridwan Sururi saat berfoto bersama Luna, kuda yang begitu setia menemaninya membawa buku ke sekolah-sekolah. |gambar: Akun Facebook Kuda Pustaka.

“Luna tadinya kuda liar, tetapi saya jinakkan. Saya senang karena dia tidak menendang dan menggigit, makanya saya pilih dia untuk bertemu dengan anak-anak kecil. Kalau dengan Luna dijamin anak-anak aman.”

Perpustakaan kuda keliling “Kuda Pustaka” yang dimiliki oleh Ridwan Sururi ini beroperasi tiap tiga hari dalam seminggu.

Saat BBC berkunjung menemuinya pada Selasa (05/05), Ridwan Sururi saat itu bersiap untuk mengunjungi sekolah-sekolah, memasukkan buku-bukunya ke dalam kotak kayu yang sudah diletakan di punggung kudanya. Ide membuka perpustakaan keliling datang dari kawannya, sesama pecinta kuda.

“Dia bilang, bagaimana sih hobi kita bisa bermanfaat untuk masyarakat umum?’  Wah, saya bilang itu ide bagus tapi saya juga tidak tahu bagaimana.”

“Lalu, kawan saya Nirwan Arsuka punya ide menciptakan perpustakaan keliling. Saya langsung setuju. Buku-buku dikirim dari dia.”

Ditemani oleh anak perempuannya, Indriani Fatmawati, dan kuda bernama Luna, Ridwan Sururi berkeliling. Hari itu, salah satu tujuannya adalah sekolah dasar Islam Miftahul Hudadi yang berada di Desa Serang. Anak-anak yang datang bebas memilih buku apa yang akan dipinjam dan Ridwan tidak memungut bayaran serupiahpun.

“Tujuan saya menyebar bacaan, siapa yang mau pinjam saya kasih saja.”

Di SD Miftahul Huda ini para siswa sibuk melihat buku-buku yang menurut mereka menarik perhatian mereka, termasuk beberapa majalah dan buku cerita anak. Buku apa yang paling banyak dipinjam?

“Buku cerita anak dan komik seperti Kung Fu Boy dan Naruto,” kata Ridwan. Bagaimana antusiasme anak-anak?

“Yang saya lihat, (anak-anak) lebih senang karena ada kudanya,” lanjut Ridwan.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan BBC, Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Penerbitan Indonesia (IKAPI), Setia Dharma Madjid, mengatakan minat baca sebetulnya naik di kalangan pedesaan namun daya beli menjadi hambatan besar. Ridwan Sururi saat ini merawat tiga kuda, tetapi bukan miliknya. Apa sudah izin ke pemilik kuda kalau Luna dipakai keliling?

“Belum pernah izin,” kata Ridwan sambil tertawa. “Lagian yang punya kuda sudah lama tidak nengok kuda-kudanya. Saya miris juga.”

Ridwan Sururi, yang sudah memiliki tiga anak ini berharap “Kuda Pustaka” nantinya bisa memiliki kuda sendiri untuk berkeliling. Dia juga berangan-angan untuk bisa memiliki koleksi buku yang terus bertambah dan punya bangunan khusus perpustakaan kecil di depan rumahnya.

Semoga kisah dari apa yang sudah dilakukan oleh Ridwan Sururi melalui Kuda Pustakanya diatas bisa menjadi inspirasi kita semua. Bahwa untuk memberi manfaat kepada sekitar bisa dengan banyak cara, termasuk dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita.

Untuk anda yang ingin menghubungi langsung kepada Ridwan Sururi, silahkan anda bisa melakukan contact melalui akun facebook pribadinya DISINI atau melalui akun FanPage “Kuda Pustaka” DISINI.

Jangan lupa juga untuk LIKE Fanpage Kuda Pustaka sebagai support kita untuk perjuanganya. Anda bisa juga menyalurkan buku-buku ke Ridwan Sururi Melalui akun facebook pribadinya, Ridwan Sururi juga aktif dan update di facebook sebagaimana orang-orang kebanyakan lainya.

Silahkan dibagikan tulisan ini untuk berbagi inspirasi kepada para pembaca yang lainya.