Kisah Juru Parkir yang Jadi Peternak Sukses Berkat Perpustakaan
Kisah Juru Parkir yang Jadi Peternak Sukses Berkat Perpustakaan.
Dunia Perpustakaan | Perpustakaan sangat diperlukan keberadaannya dikalangan masyarakat Indonesia, dengan adanya perpustakaan kita bisa mencari sumber-sumber ilmu yang belum kita ketahui. Masyarakat juga membutuhkan akses terhadap luasnya informasi demi mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Inilah yang dirasakan Wahid, seorang pemuda asal Pamekasan, Jawa Timur yang berhasil mengangkat ekonomi keluarganya. Ia menjelma dari seorang juru parkir menjadi peternak ayam sukses di daerah setelah mengakses perpustakaan.
Pamekasan masuk ke dalam daftar 98 kabupaten di Indonesia yang mendapat bantuan program Perpustakaan Seru (PerpuSeru) dari Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI). Wahid kebetulan bekerja sebagai juru parkir di salah satu perpustakaan yang menjadi mitra PerpuSeru di Pamekasan.
Ia kemudian tertarik untuk mengembangkan keterampilan diri dengan mengikuti pelatihan komputer dan internet gratis di perpustakaan tempatnya bekerja. PerpuSeru merupakan program pengembangan perpustakaan di Indonesia sebagai pusat belajar dan berkegiatan masyarakat yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Wahid tertarik mempunyai usaha beternak ayam bangkok di rumahnya. Pria dengan perawakan sederhana ini didampingi seorang pustakawan mulai menggunakan layanan internet gratis di perpustakaan untuk mencari informasi cara beternak ayam yang benar dan mengatasi ayam sakit.
"Awalnya saya hanya punya tiga ekor ayam, dua betina dan satu jantan. Sekarang saya sudah punya 500 ekor ayam," katanya dikutip dari Republika.co.id di Nusa Dua, Kamis (15/4).
Pria yang sudah berkeluarga ini kemudian menerapkan informasi yang diperolehnya dari internet perpustakaan. Dari hasil ternak ayamnya, Wahid kini mendapat penghasilan bersih sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan. Istrinya juga bisa membuka usaha katering dengan pendapatan rata-rata Rp 8 juta hingga Rp 9 juta per bulan atau penghasilan bersih sekitar Rp 5 juta per bulan.
Kisah sukses mereka yang rajin membaca dan mengakses informasi di perpustakaan juga dirasakan Sofian Hidayat, seorang pemuda asal Tabalong, Kalimantan Selatan. Sofian rela menempuh jarak 15 kilometer (km) dari rumahnya demi mengikuti program pendidikan komputer yang diberikan cuma-cuma oleh perpustakaan yang menjadi mitra PerpuSeru di Tabalong.
Setelah mengikuti pelatihan rutin selama 17 hari saja, dia berani membuka kursus komputer di kampung halamannya, Kecamatan Halong untuk memajukan pendidikan pemuda setempat. Sofian menggunakan sebuah ruangan Sekolah Dasar (SD) tempat dia bersekolah dulu sebagai tempat mengajar kusus.
Sofian termotivasi membuka kursus komputer di Halong supaya anak-anak muda di daerahnya bisa bersaing dengan pemuda daerah lain, meski mereka putus sekolah. Saat ini, kata Sofian sudah ada sekitar 40 pemuda di daerahnya yang mengikuti pelatihan komputer.
Sofian kini terus mengembangkan lembaga kursus komputer di daerahnya untuk menjangkau lebih banyak pemuda putus sekolah. Keterampilan komputer bisa menjadi modal mereka mendapatkan pekerjaan dan penghidupan lebih baik.