Header Ads

Tulisan Terkini

Taman Bacaan Hingga Taman Bermain, Terlahir dari Gotong Royong Warga dan untuk Warga

Taman Bacaan Hingga Taman Bermain, Terlahir dari Gotong Royong Warga dan untuk Warga.


Dunia Perpustakaan | komplek yang dulunya berupa tanah rawa, kini berubah menjadi taman bermain bagi warga. Lahan semak-semak tak terpakai kini berubah menjadi sebuah arena hiburan dan edukasi anak-anak yang tentunya lebih berguna.

Komplek Polisi Honggo Pranoto di Jalan Alianyang kini memiliki taman bacaan. Keberadaannya diharapkan dapat menambah minat baca anak-anak segala umur. Mulai tahun lalu, rencana membuat sebuah taman bacaan dimulai dari sekelompok warga. Mereka mencangkul dan membersihkan lahan. Dari sana muncul rasa kebersamaan yang membawa semua warga komplek menyatukan keinginan.

Begitu masuk dalam taman bacaan, suasana ceria menghiasi setiap sudut ruangan dengan kecerahannya. Selain berisi buku dalam rak yang tersusun rapi, terdapat mainan anak-anak yang disulap menjadi alat peraga. Sore itu, terlihat bocah-bocah silih berganti memilih buku mana yang ingin mereka baca.

Ditemani ketua taman bacaan, juga terlihat seorang ibu yang membantu anak-anak membacakan buku cerita dan memahami isi cerita. Selain buku cerita anak, ada banyak pula buku bacaan bagi orang dewasa, novel, sejarah, pengetahuan umum, dan masih banyak lagi dari 1.422 koleksi buku di sana.

Ketua Taman Bacaan, Delima Solihin, tak pernah menyangka pendirian taman bacaan itu dapat menjadi sebesar dan sebagus sekarang ini. Hanya dari modal awal yang tak begitu besar, pembangunan taman bacaan itu dapat terdengar ke telinga Kapolresta Pontianak dan Kapolda Kalbar.

Diceritakan dia, kali pertama tercetus pendirian taman bacaan ini dari seolah seorang warga, sebut saja Bapak Teguh. Darinya juga muncul ide membangun lapangan bolavoli dan balai warga. “Taman bacaan ini, idenya hanya dari obrolan bapak-bapak saat ronda,” Dikutip dari pontianakpost.com [17/04/16].

Dari sana, akhirnya mulai ada rencana dari warga untuk melakukan pungutan sumbangan ke rumah-rumah. Sampai akhirnya diresmikan 30 maret lalu, membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk mendirikan taman bacaan ini.

Waktu yang sangat lama itu dikarenakan dalam pendirian bangunannya juga hasil dari gotong royong warga. Mulai dari membersihkan lahan, pemasangan kayu pancang, hingga pengecatan, semuanya murni dari tangan warga kompleks.

Dua orang tukang yang dipekerjakan hanya mengurus masalah teknis. Setiap harinya selepas kerja, lingkungan pun ramai oleh warga yang bergotong royong. “Bapak-bapak yang menjadi tukang, ibu-ibu yang menyiapkan minuman dan makanan,” jelasnya.

Aspirasi warga ini rupanya direspons baik oleh Bhayangkari Kota Pontianak. Ny Niken Manohara Sulistyanto, ketua Bhayangkari Kalbar sendiri ikut memberikan bantuan berupa buku bacaan. Bahkan istri Kapolda Kalbar Brigjend Arief Sulistyanto tersebut juga mengucurkan dana bantuan, agar taman bacaan dapat segera terlaksana.

Acara peresmian pun dihadiri oleh Kapolda beserta istri dan tamu undangan lain. Kedatangan pucuk pimpinan Bhayangkara Kalbar tersebut mengesankan seperti bukan peresmian taman bacaan biasa.

Menurut Delima, Ny Niken Manohara melalui Bhayangkari saat ini memiliki program untuk mendirikan taman bacaan hingga ke pelosok desa di Kalimantan Barat. Saat ini, diceritakan dia, terdapat 16 taman bacaan Bhayangkari yang sudah diresmikan. Nantinya, dia menambahkan, akan didirikan yang ke-17 di Pontianak Timur, di Kampung Beting.

Buka setiap harinya, taman bacaan mulai ramai pada sore hari. Saat anak-anak sudah pulang sekolah, terlihat mereka sedang asyik membaca buku cerita dan buku bacaan ringan lainnya. Selain menjadi taman bacaan  atau perpustakaan bagi warga, Taman Bacaan Kemala Cinta Indonesia, juga menjadi pusat kegiatan warga.

Setiap minggunya taman bacaan memiliki program untuk merangkul warga, terutama anak-anak. Diceritakan Delima, setiap Sabtu dan Minggu, anak-anak diajak ke taman bacaan untuk mengikuti lomba mewarnai atau lomba lainnya. “Tentunya kita selipkan sisi edukasinya,” ucap Delima.