Header Ads

Tulisan Terkini

Avrist Kenalkan Literasi kepada Siswa SD

Avrist Kenalkan Literasi kepada Siswa SD.


Dunia Perpustakaan | Sejumlah siswa kelas 1-3 SD BPI Bandung menerima buku 'Petualanganku Bersama Avrist" di Perpustakaan SD BPI Jalan Halimun, Selasa (25/5). Buku tersebut persembahan dari PT Avrist sebagai kontribusi program edukasi literasi keuangan, khususnya asuransi.

Menurut Presiden Direktur Avrist Asuransi Perry M Diah, perusahaan memiliki program mengedukasi generasi muda dengan tema asuransi sejak dini. Pihaknya mendukung pendidik supaya mampu meningkatkan minat baca kepada generasi muda.

"Semua literasi, kalau dilakukan sejak dini, maka aplikasi ke depan akan mendalam. Kami mau ikut serta membuat generasi muda lebih advance soal finansial," kata Perry kepada wartawan usai kegiatan.

Buku bertema Asuransi Sejak Dini tersebut dibuat dengan materi komik yang disesuaikan peruntukan, yakni kelas 1-3 SD. Persembahan komik petualangan berdasarkan kajian supaya tema yang diusung sampai kepada anak-anak.

"Kami diberi saran, buku ada levelnya. Cerita yang disajikan diaplikasikan oleh tokoh bernama Ari. Tokoh Ari berada dalam sebuah keluarga yang kehidupannya tentu ada resiko. Lalu resiko itu kami aplikasikan dalam manfaat asuransi. Buku ini sederhana," ujarnya. Dikutip dari inilahkoran.com, [05/16].

Perry menyatakan, buku Petualanganku Bersama Avrist diberikan kepada 40 sekolah di seluruh Indonesia secara gratis. Selain Kota Bandung, sebelumnya program serupa digelar di Bogor, Medan, Jambi, Jogja, Semarang, Surabaya, Menado, Balikpapan, dan Makasar.

"Mari bersama-sama melaksanakan program edukasi literasi, khususnya asuransi, kepada masyarakat sejak dini demi memajukan kehidupan gemilang," ucapnya.

Kepala SD BPI Dyah Aryanti mengatakan, pemerintah sedang giat mengembangkan literasi karena minat baca anak menurun. Karena itu, perpustakaan berusaha keras mendongkrak dengan bantuan buku.

"Sekarang ada bantuan dari Avrist yang berisi edukasi asuransi. Mudah-mudahan anak-anak bisa membacanya untuk kehidupan yang masa datang," katanya.

Dyah mengakui, sekolah harus berupaya keras memfasilitasi anak supaya gemar membaca. BPI mencoba melengkapi buku sesuai usia dan minat.

"Ke depan kita ingin menjadikan perpustakaan digital. Kita manfaatkan gadget anak supaya mau membaca. Sekarang kan anak-anak membaca hanya terkait tugas. Kalau guru tidak kreatif, anak-anak akan habis minat membaca," tandasnya.

Selain itu, kata Dyah, BPI akan mengembangkan perpustakaan digital berbasis aplikasi. Siswa tinggal mengunduh buku yang diinginkan melalui google play.

"Tetapi kami tidak akan menghabiskan juga bukunya. Ruh sekolah itu buku dan baca. Mustahil berkembang kalau tidak ada buku," bebernya.